2.2
UNSUR - UNSUR ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial sebagai suatu asosiasi
mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Sekelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan tertentu,
kegemaran tertentu atau minat- minat tertentu
- Adanya norma atau aturan-aturan
tertentu yang mengikat
- Hubungan atrar individu
- Adanya kesadaran individu sebagai
anggota organisasi social
- Bentuk organisasinya formal atau non
formal
2.3
JENIS - JENIS ORGANISASI SOSIAL
Jenis - jenis organisasi sosial sebagai
berikut:
Menurut Soerjono Soekanto (107-108)
organisasi sosial sebagai suatu asosiasi mempunyai dua arti, yaitu:
a)
Dalam arti khusus/sempit mempunyai cirri - ciri antara lain:
a.
Adanya kepentingan-kepentingan terbatas
b.
Organisasi sosial tertentu
c.
Jumlah keanggotaan sangat terbatas
d.
Pentingnya hubungan tidak bersifat pribadi jenis kepentingan yang
dikejar terbatas
Contoh: keluarga, kelompok permainan,
club
b)
dalam arti luas/besar mampunyai cirri - ciri antara lain:
a.
Adanya anggota yang secara relatif terbatas
b.
Organisasi sosial yang formal
c.
Pentingnya hubungan sosial tidak bersifat pribadi
d.
Jenis kepentingan yang dikejar lebih luas
Contoh: Negara, persekutuan agama,
perkumpulan ekonomi, persatuan buruh, organisasi massa, dsb.
Menurut JBAF Maijor Polak (262-263)
membagi organisasi sosial ke dalam beberapa bidang dan jenis asosiasi, antara
lain:
a.
Persahabatan, misalnya club (Club Jantung Sehat Indonesia), kelompok
sahaba/ikatan persaudaraan (IPHI)
b.
Ekonomis, misalnya perseroan (Perseroan Terbatas), firma (CV),
perkumpulan pengusaha (Ikadin, HIPMI), serikat sekerja (SPSI, SBSI)
c.
Teknologi dan ilmu pengetahuan, misalnya badan ilmiah (Batan, LIPI),
balai penyelidikan (balitbang), ikatan sarjana (ISPI, ISEI, MSI)
d.
Agama, misalnya mahsab (Thariqot Naqsabandiyah, Wahidiyah, NU,
Muhammadiyah, LDII, Hizbuth Thahrir), jamaah (PGI, Walubi, MUI, Hindu Dharma)
e.
Kesenian, misalnya orkes atau grup band (Soneta, Peterpen, ST 12, Ada
Band, Nashid, Qosidah), penari/penyanyi, ikatan seniman, artis (Parsi, Parfi)
f.
Pendidikan, misalnya sekolah (TK/RA, SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA),
Universitas/Sekolah Tinggi, Ikatan Pelajar/alumni, yayasan pendidikan, dsb
g.
Olah raga, misalnya berbagai
perkumpulan olah raga (ISSi, PBSI, PBVSI, PABSI, PASI, IMI),dsb
h.
Politik, misalnya partai politik (DEMOKRAT, PKB, PAN, Golkar, PD, PDI
Perjuangan, dsb)
i.
Kesenangan/hobi, misalnya perkumpulan penggemar perangko (filateli)
j.
Amal, misalnya perkumpulan penyokong fakir miskin (BAZIS, Pundi Amal
SCTV), perhimpunan penyokong orang tua/panti jompo, perhimpunan penyokong yatim
piatu/PAY, dsb
k.
Profesi, misalnya PGRI, IDI, IDAI, PGTKI, Ikadin, dsb
l.
lPemerintahan, Negara,
Pemerintah Daerah I dan II, Kecamatan, Desa
m.
Organisasi regiolal, misalnya ASEAN, MEE
n.
Organisasi internasional, misalnya PBB (beserta lembaga/badan-badan di
bawahnya)
o.
Organisasi militer/pakta pertahanan, misalnya NATO, ANZUS, SEATO, Pakta
Warsawa, dsb.
2.4
TIPE - TIPE ORGANISASI SOSIAL
Tipe - tipe Organisasi atau kelompok
sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa, sudut atau atas dasar berbagai
kriteria atau ukuran. Seorang sosiolog Jerman Georg Simmel, mengambil ukuran
besar - kecilnya jumlah anggota kelompok, bagaimana individu mempengaruhi
kelompoknya serta intraksi sosial dalam kelompok tersebut. Dalam analisisnya
mengenai kelompok sosial mulai dengan bentuk terkecil yang terdiri satu orang
sebagai fokus hubungan sosial yang kemudian dikembangkan dengan kelompok yang
terdiri dari dua atau tiga orang dan kemudian dikembangkan dengan kelompok yang
lebih besar.
Ukuran lain yang diambil adalah atas
dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial. Beberapa sosiolog
memerhatikan pembagian atas dasar kelompok dimana anggotanya saling mengenal
(face-to-face groupings), seperti keluarga, rukun tetangga dan desa, dengan
kelompok- kelompok sosial seperti kota, dan negara, dimana anggotanya tidak
mempunyai hubungan erat.
Berlangsungnya suatu kepentingan
merupakan ukuran lain bagi klasifikasi tipe-tipe sosial. Suatu kerumunan
misalnya, merupakan kelompok yang hidupnya sebentar saja karena
kepentingannyapun tidak berlangsung lama. Lain halnya dengan kelas atau komuniti
yang kepentingan secara relatif bersifat tetap atau permanen.
Dasar yang akan diambil sebagai salah
satu alternatif untuk mengadakan klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial adalah
ukuran jumlah atau derajat interaksi sosial atau kepentingan kelompok atau
organisasi.
Dalam membicarakan kelompok sosial,
haruslah dihindari paham prasangka bahwa kelompok sosial merupakan lawan
individu, kedua hanya dapat dimengerti bila dipelajari di dalam hubungan antara
yang satu dengan yang lain sebagai pasangan. Pengertian tersebut sangat penting
untuk mencegah terjadinya pendapat yang menyatakan bahwa bentuk kelompok sosial
merupakan ancaman terhadap kesejahteraan individu. kan bahwa bentuk kelompok
sosial merupakan ancaman terhadap kesejahteraan individu. Harus dihindari
prasangkah bahwa kelompok-kelompok sosial semata-mata ditimbulkan oleh naluri
manusia untuk selalu hidup sesama. Kelompok sosial ini merupakan bentuk
kehidupan nyata. ePrilaku kelompok sosial harus dilihat dari sudut pandang
sebagai prilaku individu.
Faktor-faktor yang membedakan
kelompok-kelompok adalah:
1.
Kesadaran akan jenis yang sama
2.
Adanya hubungan sosial
3.
Orientasi pada tujuan yang sudah
ditentukan.
Di dalam pembahasan tipe - tipe kelompok
sosial dapat dikategorikan dalam struktur sosial seperti: 1) kelompok sosial
dipandang dari sudut individu, 2) in-group dan out- group, 3) kelompok primer
(primary group) dan kelompok skunder (secondary group), 4) Paguyuban dan
patembayan, 5) formal group dan informal group, 6) membership group dan
reference group 7) kelompok okupasional dan volunter dan, 8) kelompok
okupasional dan volunter.
(Lanjut Bagian Ke-4)