0

Teknologi Sepatu Nike dan Adidas

Posted by Unknown on 06.30
Penggunaan teknologi canggih juga diterapkan dalam dunia sepak bola. Tidak hanya pada lapangan, namun kini sudah  merambah pada pembuatan sepatu sepak bola. Dua merek ternama seperti Nike, Adidas mengklaim teknologi terbaru dalam sepatu mereka.

Berikut beberapa teknologi yang di terapkan brand brand tersebut pada sepatu sepak bola keluaran mereka.
NIKE Sangat fenomenal dengan sepatu Mercurial yang di endorse lewat Cristiano Ronaldo. Seri terbaru Nike Mercurial Superfly ini menggunakan bahan Upper Single Teijin yang sangat ringan, sehingga sepatu ini diklaim sebagai sepatu paling ringan di dunia, dengan berat 187 gram.

Label flyware menandakan kekuatan serat fibre yang dijahitkan pada seliling sepatu. Ini ibarat kawat baja di jembatan gantung. Teknologi Carbon yang di pasangkan pada out sole sepatu ini, kian menancapkan Nike sebagai brand sepatu yang paling berteknologi.

Harga yang di tawarkan untuk sepatu sepak bola Nike Mercurial superfly sekitar Rp. 4 jutaan. Sejumlah pemain yang merumput di liga Indonesia juga  memakai seri Nike yaitu Nike Mercurial Vapor V. Namun, seri ini tidak menggunakan teknologi superfly.

Vapor Traction System adalah teknologi pada sepatu Nike yang memberikan akselerasi low profile dan multi directional grip. dan stud yang mempunyai daya cengkram tingkat tinggi sehingga mendukung kecepatan berlari.

Penggunaan Glass Fiber pada Nike berfungsi sebagai pelindung tumit, yang ringan , stabil, dan meminimalisir resiko terpleset. menciptakan kenyamanan luar biasa dan memungkinkan pemain mempertahankan kecepatannya dalam lapangan.
 
Adidas, perusahaan sepatu Jerman ini juga menggunakan teknologi yang tidak kalah canggih. Pada seri ADI PURE dibuat dengan kualitas material 100% Kulit asli, kulit halus, dan pre-moulded sockliner. menjadikan sepatu ini sangat nyaman dan ringan.

Teknologi yang digunakan diberi nama Traxion Technology, dengan desain telapak sepatu yang tansparan, teknologi ini memberi ketepatan dan kecepatan mengontrol bola.

Seri terbaru Adidas untuk futsal adalah seri Adidas F50 ADIZERO yang diklaim merupakan sepatu sepakbola paling ringan di dunia.  Sepatu produksi perusahaan yang didirikan oleh  Adolf (Adi) Dassler ini  menggunakan bahan Kulit Sintetik dengan berat 165 gr.

Meski tidak secanggih ADI PURE, namun lewat penggunaan bahan SprintSkin terbaru digunakan pada Adidas F50 adiZero, tentu sangat tepat digunakan untuk pemain futsal. Penggunaan Lapisan sintetis Microfibre Polyurethane berfungsi untuk mengurangi berat sepatu dan memberikan kenyamanan yang maksimal di kaki para pemain.
Sumber:
  • Adidas Football Shoes
  • Nike Store

0

Pendapatan Nasional

Posted by Unknown on 06.23
Pendapatan Nasional ialah Pendapatan yang dihasilkan suatu negara dalam periode tertentu yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia. Pendapatan Nasional dapat dijadikan indikator kemampuan dan kualitas sumberdaya yang dimiliki suatu negara. Semakin baik sumberdaya suatu negara, maka relatif besar pula Pendapatan Nasional-nya. Sumberdaya disini tidak hanya terbatas Sumberdaya Alam, tapi juga termasuk Sumberdaya Manusia. Contohnya Jepang walaupun Sumberdaya Alam sedikit akan tetapi Sumberdaya Manusia yang unggul membuat Pendapatan Nasional-nya tinggi.

Data Pendapatan Nasional suatu negara diperlukan untuk mengetahui tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara dan juga untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Selain itu data Pendapatan Nasional  juga diperlukan untuk mengetahui struktur ekonomi suatu negara. Data Pendapatan Nasional  ini tentu akan mempermudah pemerintah dalam mengambil kebijakan ekonomi baik negara maupun daerah.

Pendapatan Nasional dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor usaha, yakni sebagai berikut  :

1.      Sektor Agro dan Kelautan; terdiri dari sub-sektor pertanian, sub-sektor perkebunan, sub-sektor peternakan, dan sub-sektor perikanan.
2.      Sektor Pertambangan; terdiri dari sub-sektor pertambagan migas dan sub-sektor pertambangan non-migas.
3.      Sektor Kekayaan Alam lain; terdiri dari sub-sektor air, sub-sektor tanah, dan lain sebagainya.
4.      Sektor Industri; terdiri dari sub-sektor industri besar dan sub-sektor industri UKM
5.      Sektor Pariwisata; terdiri dari sub-sektor hotel, sub-sektor restoran, dan sub-sektor tempat wisata.
6.      Sektor Perhubungan; terdiri dari sub-sektor transportasi udara, sub-sektor transportasi laut, dan sub-sektor transportasi darat.
7.      Sektor Properti.
8.      Sektor Distribusi Barang.
9.      Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
10.  Sektor Jasa Lain.

Konsep - Konsep Pendapatan Nasional

Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional

Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara

Produk Nasional Bruto (GNP)


Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Pendapatan Nasional Neto (NNI)


Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)


Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Metode perhitungan Pendapatan Nasional dapat dibagi menjadi 3 metode perhitungan, yakni:
Metode Produksi
Metode Produksi menjelaskan bahwa Pendapatan Nasional diperoleh dari jumlah nilai produksi sektor produktif yang dihasilkan seluruh Warga Negara didalam suatu negara dalam periode 1 tahun. Hasil dari perhitungan Metode Produksi dikenal dengan Produk Domestik Bruto (GDP).
Secara Matematis Metode Produksi dapat dijadikan persamaan sebagai berikut:







dimana:

 Pq = Harga Produk
 Qn = Produk Masing-masing Sektor
Metode Pendapatan
Metode ini menjelaskan bahwa Pendapatan Nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima dari faktor-faktor produksi. Perhitungan ini terdiri dari variabel-variabel faktor produksi, yakni Upah (W), Modal Bunga (i), Sewa (R), dan Kemampuan menghasilkan profit (P). Hasil penjumlahan ini disebut dengan Pendapatan Nasional Netto (NNI)





Secara Matematis Metode Pendapatan dapat dijadikan persamaan sebagai berikut:
Metode Pengeluaran
Metode ini menjelaskan bahwa Pendapatan Nasional diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran terhadap barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara. Metode ini terdiri RT Konsumen (C), RT Swasta (I), RT Pemerintah (G), dan Export Netto (X-M).  Hasil penjumlahan ini disebut dengan Produk Nasional Bruto (GNP).




Secara Matematis Metode Pengeluaran dapat dirumuskan menjadi persamaan sebagai berikut: 









PENDAPATAN NASIONAL SEBAGAI  ALAT PEMBANDING PERTUMBUHAN EKONOMI

Dari data Pendapatan Nasional dari tahun ke tahun tentu dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk dapat mengetahui perbandingan pertumbuhan ekonomi dapat dicari
dengan rumus:







dimana:

GNPn     = GNP tahun ini
GNPn-1  = GNP tahun lalu
PENDAPATAN NASIONAL SEBAGAI ALAT ANALSIS TINGKAT KEMAKMURAN
Tingkat kemamuran dapat dilihat dengan membandingkan antara presentase pertumbuhan ekonomi


dengan presentase pertumbuhan penduduk. Tingkat kemakmuran dapat dirumuskan:


PENDAPATAN NASIONAL SEBAGAI ALAT ANALSIS PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan Perkapita dapat dirumuskan dengan:








Masalah & Keterbatasan Perhitungan PDB
a.   Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran

Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
 Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.

Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial  dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. 

Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang.

Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c.  PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas

Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1.      Jumlah dan komposisi penduduk :

Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2.      Jumlah dan struktur kesempatan kerja :

Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

3.      Faktor-faktor nonekonomi :

Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.



Sumber                        :

0

Struktur Pasar

Posted by Unknown on 07.19
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.

Ciri-ciri pokok dari pasar persaingan sempurna adalah :

a. Jumlah perusahaan dalam pasar sangat banyak.

b. Produk/barang yang diperdagangkan serba sama (homogen).

c. Konsumen memahami sepenuhnya keadaan pasar.

d. Tidak ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.

e. Pemerintah tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.

f. Penjual atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil harga).

PASAR MONOPOLI 

1. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli atau konsumen.

Ciri-ciri dari pasar monopoli :
1. Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran.

2. Tidak ada barang subtitusi/pengganti yang mirip (close substitute).

3. Produsen memiliki kekuatan menetukan harga.

4. Tidak ada pengusaha lain yang memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berapa keunggulan perusahaan.

Ada beberapa ciri dan sifat dasar pasar monopoli. Ciri utama pasar ini adalah adanya seorang penjual yang menguasai pasar dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. Ciri lainnya adalah tidak terdapatnya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan produk monopolis; dan adanya hambatan yang besar untuk dapat masuk ke dalam pasar.

Hambatan itu sendiri, secara langsung maupun tidak langsung, diciptakan oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk memonopoli pasar. Perusahaan monopolis akan berusaha menyulitkan pendatang baru yang ingin masuk ke pasar tersebut dengan dengan beberapa cara; salah satu di antaranya adalah dengan cara menetapkan harga serendah mungkin.

Dengan menetapkan harga ke tingkat yang paling rendah, perusahaan monopoli menekan kehadiran perusahaan baru yang memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan pasar, image produk, dan harga murah, sehingga lama kelamaan perusahaan tersebut akan mati dengan sendirinya.

Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak eksklusif pada suatu barang, yang biasanya diperoleh melalui peraturan pemerintah. Tanpa kepemilikan hak paten, perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga menjadikan perusahaan monopolis sebagai satu-satunya produsen di pasar.

Monopoli yang Tidak Dilarang :

* Monopoli by Law

Monopoli oleh negara untuk cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.

* Monopoli by Nature

Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu.

* Monopoli by Lisence

Izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual

PASAR MONOPOLISTIS 

Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.

Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini.

a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.

b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.

c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.

d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.

e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.

f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.

Ciri‑ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang diuraikan di bawah ini.

Terdapat Banyak Penjual

Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satu pun dari perusahaan‑perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan‑perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.

Berbeda Corak

Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan‑perbedaan dalam pembukusannya, perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” (after‑sale service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli.

Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan lain, walaupun harganya sudah menjadi relatif lebih mahal.

Kemasukan ke dalam Industri Relatif Mudah

Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di dalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada dasarnya harus berusaha memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.

Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif

Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-­perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang menarik,
PASAR OLIGOPOLI
Pasar Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis. Dalam pasar Oligopoli, setiap perusahaan yang ada di dalamnya selalu bersaing. Persaingannya bisa berupa persaingan harga atau persaingan produk. Untuk persaingan harga, biasanya mereka akan menawarkan harga serendah mungkin atau bahkan memberikan potongan haga maupun hadiah supaya para konsumen tertarik untuk membeli produk meeka.

Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein yang berarti: yang menjual sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah penjual dalam jenis pasar Oligopoli memang tidak terlalu banyak. Paling tidak terdapat antara 10-15 penjual. Bahkan ada yang benar-benar hanya terdiri dari 2 penjual yang disebut dengan pasar duopoli. Melihat sedikitnya jumlah penjual pada pasar Oligopoli, persaingan yang terjadi di dalamnya sangatlah ketat. Sebuah perusahaan dalam pasar oligopoli akan langsung melakukan reaksi bila perusahaan pesaingnya melakukan tindakan yang mempengaruhi pasar.

Istilah perang harga barangkali merupakan suatu hal yang biasa pada pasar oligopoli ini. Adanya resiko yang cukup besar bila melakukan perang harga membuat beberaa perusahaan memutuskan untuk melakukan kerjasama dalam penentuan harga. Sikap cooperatif dalam menentukan harga ini akhirnya menggiring persaingan diantara mereka dalam bentuk lain, yaitu persaingan non harga (non price competition). Inilah yang mendasari dibedakannya bentuk pasar Oligopoli menjadi Oligopoli ketat dan Ologopoli longgar.

karakteristik bentuk pasar Oligopoli adalah sebagai berikut:

Hanya terdapat sedikit penjual di pasar. Sehingga keputusan seorang penjual akan mempengaruhi penjual yang lain. Efek reaksi tersebut pada gilirannya akan menimbulkan reaksi balasan bagi pesaing - pesaingnya.
Produk-produk dari perusahaan di pasar Oligopoli ini dapat distandarisasikan. Industri ini umunya dijumpai pada industri yang menghasilakn bahan=bahan mentah, seperti industri baja dan aluminium.
Terdapat pembedaan produk/corak. Semakin besar tingkat diferensiasi produk maka produsen semakin tidak tergantung pada aktivitas perusahaan - perusahaan lainnya.
Memungkinkan perusahaan lain untuk masuk ke pasar, namun prosesnya tidak mudah karena biasanya perusahaan besar memiliki skala ekonomis yang besar dalam melakukan kegiatan produksinya.
Promosi iklan sangat diperlukan untuk persaingan. Dengan adanya iklan diharapkan akan menciptakan pembeli baru, namun yang terpenting adalah mempertahankan pembeli lama.

sumber :  
http://tugas-tugas-yudha.blogspot.com/2012/06/struktur-pasar.html

1

Sejarah Stadion Gelora Bung Karno

Posted by Unknown on 05.14
Awal 23 Desember 1958, Wajah Kepala Negara kita Bapak Ir. Soekarno begitu berseri-seri dan bahagia karena impiannya untuk membangun fasilias olahraga terbesar, paru-paru kota dan tempat warga berkumpul milik Indonesia akan segera terealisasi sesegera mungkin, setelah tepat pada hari itu Kredit lunak dari Uni Soviet kepada Indonesia sebesar 12,5 juta Dollar AS telah cair dan siap diuangkan.
8 Februari 1960, Ir. Soekarno menancapkan tiang pancang pertama stadion ini yang kala itu disaksikan Anastas Mikoyin (Wakil PM Uni Soviet) sebagai tonggak awal dibangunnya Stadion Utama Gelora Bung Karno, stadion terbesar di negeri cincin api ini diletakkan dan siap untuk dibangunnya bangunan nan mewah, megah dan menjadi trademark dari Indonesia kala itu. Karena dibangunnya stadion ini juga berhubungan dengan dibangunnya kompleks olahraga Gelanggang Olah Raga Bung Karno demi menyambut Asian Games ke-IV pada tahun 1962.
Pada tahun itu, impian sebuah negeri yang baru merdeka untuk membangun stadion dengan kapasitas +/- 100.000 penonton adalah hal yang sangat membanggakan. Bayangkan saja, pada saat itu SUGBK bisa menampung penonton lebih banyak daripada Stadion Wembley Inggris, Stadion Maracana Brazil, Stade de France Perancis dan banyak stadion lain di dunia.

Pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno
21 Juli 1962, Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan kapasitas 100.000 orang penonton telah selesai dibangun, dengan Sumbu panjang bangunan (utara – selatan) sepanjang 354 meter, sumbu pendek (timur – barat) sepanjang 325 meter. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepak bola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan lari berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.
Yang lebih luar biasa lagi dari SUGBK adalah ciri khas atap ‘temu gelang’. Atap oval yang melingkari stadion itu adalah murni ide dari proklamator kita, bapak Ir. Soekarno semata-mata untuk menunjukkan kehebatan negara kita pada negara-negara lain di dunia. Berikut adalah cuplikan pidato beliau ketika memerintahkan arsitek untuk membangun atap ‘temu gelang’.
“Saya memerintahkan kepada arsitek-arsitek Uni Soviet, bikinkan atap temu gelang daripada mainstadium yang tidak ada di lain tempat di seluruh dunia. Bikin seperti itu. Meskipun mereka tetap berkata, yah tidak mungkin Pak. Tidak biasa, tidak lazim, tidak galib, kok ada stadion atapnya temu gelang, di mana-mana atapnya ya sebagian saja. Tidak, saya katakan sekali lagi, tidak. Atap stadion kita harus temu gelang.Tidak lain dan tidak bukan oleh karena saya ingin Indonesia kita ini bisa tampil secara luar biasa. Kecuali praktis juga ada gunanya, supaya penonton terhindar dari teriknya matahari. Sehingga ikut mengangkat nama Indonesia. Dan sekarang ini terbukti benar saudara-saudara, di mana-mana model atap stadion temu gelang dikagumi oleh seluruh dunia. Bahwa Indonesia mempunyai satu-satunya main stadium yang atapnya temu gelang. Sehingga benar-benar memukau kepada siapa saja yang melihatnya”
Setelah sempat mengalami renovasi pada tanggal 24 Juli 1962 dan perbesaran pada tanggal 17 Agustus 1962, seminggu kemudian tepat 24 Agustus 1962 SUGBK dibuka untuk pertama kali.

Pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno (2)
Inilah Stadion kebanggan kami yang dulu pada era Orde Baru GOR ini berubah nama menjadi Senayan karena semua hal yang berbau Soekarno adalah hal ‘haram’ di Indonesia. Namun tepat pada era reformasi 1998, Kompleks Olahraga ini kembali dirubah namanya seperti semula sesuai Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.
Mungkin orang-orang masih banyak yang belum tahu mengapa kompleks dan stadion ini dinamai nama Presiden pertama kita. Yah, GOR dan Stadion ini dinamai Bung Karno untuk menghargai jasa beliau sebagai penggagas dibangunnya kompleks olahraga ini.
Pada tahun 2007, demi menyambut even besar Piala asia 2007 dimana Indonesia bertindak sebagai tuan rumah, SUGBK mengalami renovasi kembali, yaitu dengan pengurangan jumlah penonton dimana sebelumnya dapat menampung 100.000 penonton, kini dengan pembenahan seat di SUGBK, jumlah penonton yang dapat masuk untuk menikmati pertandingan ini hanya 88.083 penonton. Tapi tak apalah, Stadion kita masih bisa menampung penonton lebih banyak daripada Stade de France, Ollimpico Roma, Santiago Bernabeu Spanyol dan beberapa stadion internasional lainnya.
SUGBK sekarang :

Tribune atas sector 13 SUGBK
Yah, disinilah kami para supporter bersua. Untuk mendukung tim Garuda, 11 pemain yang berjuang mati-matian di alas rumput permadani ruang tengah ‘rumah’ kami. Dengan kami para suporter yang yang rela memenuhi tiap jengkal tribune stadion ini sebagai pengganti dinding-dinding ‘rumah’ kami, dan beberapa suporter yang tidak dapat masuk stadion untuk memenuhi halaman depan ‘rumah’ kami.
Tolong jangan rusak halaman ‘rumah’ kami dengan aksi politik kalian, tolong jangan hancurkan pagar-pagar pembatas ‘rumah’ kami dengan aksi-aksi kotor dan hina kalian. Ingatlah, ini adalah tempat suci dimana Sang Proklamator menginginkan negeri ini dikenal dan menuai pujian dari negara lain. Tolonglah, disini bukan ‘rumah’ bagi kalian yang hanya memakai halaman kami untuk identitas-identitas pencitraan organisasi kalian, disini bukan medan perang demi memperjuangkan kelompok-kelompok individu kalian, disini adalah temapt magis dimana legenda kita pun berjuang mati-matian ditengah lapangan.

Tolong Usir Orang-orang Seperti Mereka Dari Rumah Kami
Di ‘rumah’ kami inilah, tawa, teriakan, senyuman bahkan tangis haru mengiringi perjuangan pemain-pemain kebanggan kita di ‘rumah’ sendiri. Sejauh ini selama ‘rumah’ kita menjamu negara lain sebagai tuan rumah kompetisi, kita hanya sekali menikmati kejayaan pesta di ‘rumah’ sendiri, saat memperoleh medali emas Sea Games 1987, pada turnamen lainnya sekelas AFF/Tiger Cup kita berulang kali menjadi tuan rumah namun kitapun dibuat menangis pada akhir 2010 lalu, dan kembali mengingatkan bahwa kita hanya jago runner up di turnamen itu. Selain itu pada Piala Asia walau menjadi tuan rumah, kita hanya mampu memuaskan warga ‘rumah’ hanya dengan berkutat di babak 1 turnamen. Apakah ini kutukan’ rumah’ kami? Ditempat selayak ini, kita bahkan belum mencicipi piala satupun walau sempat tersenyum dengan kalungan emas di ‘rumah’ sendiri.
Di pinggir halaman ‘rumah’ kami sudah puluhan pelatih berdiri menyemangati anak asuhnya, mulai dari Pogacnik, EA Mangindan, Endang Witarsa, Wiel Coerver, Suwardi Arlan, Balkom, Janota, Fischer, Harry Tjong, Sinyo Aliandoe, Trio Basri Iswadi Idris dan Abdul Kadir, Bertje M, Anatoli Polosyn, Ivan Toplak, Matte, Danurwindo, H Wullems, Rusdy Bahalwan, Schumm, Nandar Iskandar, Benny Dollo, Ivan Kolev, Peter White, Alfred Riedl hingga Wim Rijsbergen.
Di bawah mistar di halaman belakang ‘rumah kami pun sudah berdiri kiper-kiper tangguh seperti Ronny Pasla, Listianto rahardjo, Hendro Kartiko, Kurnia Sandy, Markus Horison, Ferry Rotinsulu hingga generasi Kurnia Meiga danAndrytani.
Dan penjaga palang pintu pertahanan ‘rumah’ kami pun tak kalah garang, dimana pernah ada nama-nama Iswadi Idris, Herrkis, Robby Darwis, Rully Nere, Aji Santoso, Sugiantoro, Sudirman, Anang Maruf, Charis hingga generasi Hamka dan Gunawan DC.
Di ruang tengah ‘rumah’ kami pernah ada pemain hebat macam Ansyari Lubis, Fachri Hussaini, Uston, Bima Sakti, Ronny Patti,Ponaryo, Zulkarnaen Lubis, Utina, Bustomi hingga menurun ke generasi Egi Melgiansyah, Andik dan Dirga Lasut.
Di ruang depan ‘rumah’ kami juga pernah ada pembunuh-pembunuh berdarah dingin yang tak segan menunjukkan kemampuannya macam Bambang Nurdiansyah, BP, Kurniawan, Gonzales, Widodo CP, Ricky Yacob, Dede Sulaeman, Rochy Putiray, Ilham JK, Boaz hingga menurun ke generasi duo papua Wanggai dan Tibo.
Kami hanya ingin menangis bangga kali ini, jangan kecewakan harapan kami di tempat suci ini. Buatlah Alm. Soekarno, Alm. Soeratin, Alm. Ramang dkk tersenyum dengan bangga melihat kalian mengangkat trophy dirumah sendiri.
Sumber:
http://benangmerah-sejarah.blogspot.com/2010/04/gelora-bung-karno-pernah-menjadi.html

1

Perilaku Produsen

Posted by Unknown on 08.24

Perilaku Produsen


Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba.

Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukandengan hasil yang didapat.

PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI 

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor – faktor produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.

1. Faktor produksi asli

Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :

Alam. Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.

Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.

2. Faktor produksi turunan

Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.

Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f(L, R, C, T)
Dimana :

Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)

F = symbol persamaan (function)

L = tenaga kerja (labour)

R = kekayaan alam (resources)

C = modal (capital)

T = teknologi (technology)

PRODUKSI OPTIMAL 
Penentuan pola produksi optimal merupakan masalah yang penting dalam suatu perusahaan, karena menjadi dasar bagi perusahaan dalam menentukan dan merencanakan kebutuhan dan tingkat produksi perusahaan. Ada tiga macam pola produksi yaitu: pola produksi konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil ramalan penjualan dan untuk mengetahui pola produksi optimal yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan.
Dalam melakukan analisis data yang ada dalam perusahaan yang sesuai dengan pokok permasalahan , maka teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis incremental cost yaitu suatu analisis yang mempertimbangkan biaya-biaya tambahan yang muncul dalam proses produksi dari masimg-masing alternative pola produksi yang ada. Biaya-biaya yang dipertimbangkan adalah biaya simpan, biaya lembur, biaya perputaran tenaga kerja dan biaya subkontrak. Sedangkan untuk menentukan pola penjualan yang ada dalam perusahaan dilakukan ramalan penjualan dengan metode exponential smoothing Alpha 0.5.

Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.

Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :

1. barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.

2. selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan. 3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.

LEAST COST COMBINATION 

Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.

Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
*ONGKOS & PENERIMAAN

MACAM-MACAM ONGKOS 

Ongkos adalah menunjukkan saling berhubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Sedangkan yang dimaksud dengan ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produlsi yang gunanya untuk memproduksi output atau pengeluaran.
Macam-macam ongkos diantaranya sebagai berikut :

1. Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan, sewa, dsb.

2. Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah Jumlah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dsb.

3. Total Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel. TC = TFC + TVC

4. Averege Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-Rata) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.

5. Averege Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-Rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.

6. Averege Total Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.

7. Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.

KURVA ONGKOS 

Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.










Gambar 1. Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang









Gambar 2. KurvaBiaya Total









Gambar 3. Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata










Gambar 4. Long Run Average Cost Curve







Gambar 5. Kemungkinan Kapasitas Produksi

PENERIMAAN 

Penerimaan (Revenue)

Revenue yang dimaksudkan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa konsep Revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen.

1. Total Revenue (TR)Yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya.TotalRevenue adalah output kali harga output.TR = Q.PQ
2. Average Revenue (AR)Yaitu penerimaan produsen perunit output yang ia jual. AR = TR/Q = Q.PQ/Q = PQ. Jadi Ar tidak lain adalah harga (jual) output perunit (=PQ).

3. Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unitoutput. MR = ∆TR/∆Q

KEUNTUNGAN MAKSIMUM
Produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) dimana ia bisa memperoleh keuntungan total yang maksimum. Bila ia telah mencapai posisi ini dikatakan ia telah berada pada posisi equilibrium. Disebut posisi equilibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah output (dan harga output) nya, maka keuntungan totalnya justru menurun.

Pendekatan Total (TR)
Pada pasar persaingan sempurna, TR (total revenue) merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual.

Pendekatan Rata-rata (AR)
Rata-rata penerimaan dari satuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

Pendekatan Marginal (MR)
Penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa : Positif, Sama dengan nol, Negatif.

sumber softskill : http://myleaf-clover.blogspot.com/2013/04/perilaku-produsen.html
http://romi-share.blogspot.com/2013/04/perilaku-produsen_151.html
http://idadwiw.wordpress.com/2012/06/30/produksi-optimal-dan-least-cost-combination/

Copyright © 2009 BLOG YUDIE SETYADI All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.